
GRESIK | SURYA-Kendati banjir Bengawan Solo berangsur mereda, namun derita masih tersisa. Setidaknya bagi para petambak dan petani yang lahannya terendam banjir. Satlak Penanganan Bencana dan Pengungsi (PBP) menaksir total kerugian mencapai Rp 5 miliar. Itu dihitung dari rumah, tambak dan sawah yang terendam banjir di sepanjang DAS Bengawan Solo.
Di Kecamatan Bungah, banjir merendam 12 desa. Ketinggian air rata-rata 70 sentimeter. Selain ratusan rumah, banjir juga menggenani sawah dan tambak. Sawah yang terendam seluas 219, 5 hektare. Sedangkan tambak yang terendam 166 hektare.
Koordinator Satlak PBP Bungah Darmawan menjelaskan, kerugian terbesar ditaksir dari lahan tambak udang vaname dan bandeng yang berada di Desa Sungenlegowo, Sukorejo, Melirang dan Sidorejo. “Kami menaksir kerugian mencapai Rp 2, 1 miliar,” kata Darmawan, yang juga camat Bungah.
Kerugian juga diderita petani dan petambak di Kecamatan Dukun. Satlak PBP Dukun mencatat ada sekitar 356 hektare sawah terancam gagal panen. Sedangkan tambak seluas 1.142 hektare. Kerugian total ditaksir Rp 2, 5 miliar.
Sementara meski banjir surut, bantuan terus mengalir. Misalnya dari Paguyuban Kepala Desa dan Perangkat Desa (Pakpres) Gresik dan PT Petrokimia Gresik. Produsen pupuk itu, menggelontorkan 2000 paket sembako untuk banjir di Gresik, Lamongan dan Tuban.
“Untuk wilayah Gresik, kami menyalurkan sembako sebanyak 500 paket, “ kata Sasono Handito, Kabag Infokom Biro Humas PT Petrokimia Gresik. st3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar