Minggu, 12 April 2009

Pipanisasi Dihentikan, Produksi Pupuk Terancam

Rabu, 08 April 2009/Dutamasyarakat

GRESIK—Protes warga terhadap proyek pipanisasi gas milik PT Petrokimia Gresik, di Desa Yosowilangun, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, mulai menebar ancaman. Produksi pupuk nasional diprediksi merosot karena protes tersebut ditindaklanjuti dengan penghentian proyek.

Perintah penghentian itu disampaikan pada rapat bersama Petrokimia Gresik dengan Komisi C DPRD Gresik, jajaran Pemkab Gresik, Petrochina, dan perwakilan warga, di Kantor DPRD Gresik, Selasa (7/4). Rapat tersebut menyoal pembangunan proyek pipa gas bertekanan tinggi yang diprotes warga, lantaran diduga tidak berizin.

Dalam rapat dengar pendapat yang berlangsung tertutup itu, koordinator warga, Khoirul Anam, mengatakan warga tetap bersikeras Petrokimia tidak melanjutkan pembangunan proyek tersebut. “Kami tetap menolak, kami hanya ingin hidup aman,” tegasnya.

Rapat pun memerintahkan PT Petrokimia Gresik menghentikan proyek pipa gas sepanjang 4,7 kilometer itu, sampai rampungnya proses perizinan. Hanya proyek di kawasan Petrochina, dan Petrokimia yang tetap diperbolehkan digarap.

Kepala Bagian Humas Petrokimia Gresik, Bagus Larjatmo, mengatakan, penghentian proyek itu bakal membuat Petrokimia kehilangan produksi pupuk untuk 10 bulan mencapai Urea 300 ribu ton, Amoniak 400 ribu ton, Za 240 ribu ton, dan NPK 100 ribu ton. “Itu yang terjadi jika kami jika tidak memperoleh pasokan gas bumi,” ujarnya.

Tak cuma itu. Potensi kerugian Petrokimia Gresik selama 10 bulan ke depan akan kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan untuk pupuk urea mencapai Rp411,39 miliar, pupuk ZA Rp383,46 miliar, dan pupuk NPK Rp267,84 miliar.

Sedangkan untuk potensi kerugian akibat kehilangan produksi selama 10 bulan mencapai Rp320,49 miliar, dengan tambahan biaya energi dari bahan bakar gas, menjadi BBM sebesar Rp539,74 miliar.

Bagus menjelaskan, dalam berproduksi, Petrokimia Gresik mengandalkan gas bumi. Yang kebutuhan idealnya sebanyak 60 MMSCFD, sedangkan sampai saat ini baru terpenuhi 40 MMSCFD.

Untuk memenuhi kekurangan pasokan gas, Petrokimia menyuplai dari gas Lengowangi 1 milik JOB Pertamina-Petrocina sebanyak 5 MMSCFD. “Sisanya nanti, bakal mengambil dari Blok cepu, dan Lengowangi2, “ katanya.
Gas bumi itu digunakan sebagai bahan dasar membuat amoniak, sedangkan amoniak sendiri digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk Urea, Za, dan NPK. (dik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar