03 February 2009
Selatan Surut, Utara Bersiaga
GRESIK - Setelah dua hari wilayah Gresik Selatan diterjang banjir akibat luapan air Kali Lamong, kini wilayah Gresik Utara bersiaga menghadapi banjir dari luberan Sungai Bengawan Solo.
Seperti sudah diberitakan, pada Sabtu dan Minggu kemarin, 15 desa di wilayah
Gresik Selatan, yakni di Kecamatan Benjeng dan Balongpanggang, telah terjadi banjir akibat luapan anak Kali Brantas, Kali Lamong. Akibatnya, pemukiman penduduk dan fasilitas umum dan sosial serta ribuan hektar persawahan terendam air. Kerugian akibat air bah kali ini ditaksir sebesar Rp 1,4 miliar.
Untuk mengantisipasi hal serupa, Bupati Gresik Dr. KH Robbach Ma'sum disertai pejabat terkait, secara mendadak mengunjungi desa di wilayah Gresik Utara, yakni desa yang terdekat dengan aliran Bengawan Solo, Desa Tirem Enggal di Kecamatan Dukun, Senin (02/02).
Dalam kunjungan tersebut, bupati langsung memberikan 2 ribu karung plastik untuk meninggikan bantaran bibir sungai. Hal itu dilakukan, karena terlihat air sungai sudah hampir meluber keluar, sehingga dikhawatirkan Desa Tirem Enggal bakal tenggelam. Warga desa dibantu aparat koramil setempat kemudian bahu-membahu bekerja bakti untuk meninggikan tanggul yang sudah ada.
Dalam inspeksi mendadak (sidak) kemarin pagi, bupati juga melihat empat bangunan rumah warga yang lokasinya sangat dekat dengan bantaran sungai. Keempat rumah tersebut dihuni oleh keluarga Matron, Muasan, Kabani dan Amin.
Melihat kondisi seperti itu, bupati langsung memerintahkan kepada pejabat instansi terkait agar empat rumah milik warga tersebut segera direlokasi ketempat yang lebih aman.
Terkait relokasi tersebut, khusus kepada Kepala Desa Tirem Enggal, Tosikin, bupati mewanti-wanti agar pemindahan empat rumah warganya tidak didramatisir, sehingga bisa mencegah orang-orang lain untuk mengomporinya. Sebaiknya, pinta bupati, sebelum merelokasi ajaklah dulu para pemuka agama dan tokoh-tokoh masyarakat untuk bergotongroyong bersama warga lainnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Gresik H. Munawi SSos, menyayangkan sikap pemerintah yang lambat mengantisipasi musibah banjir selama ini. Mestinya, katanya, pemerintah dalam hal ini Pemprov Jatim secepatnya turun untuk menanggulangi persoalan tahunan ini. Sebab, banjir akibat luapan baik Kali Lamong maupun Sungai Bengawan Solo, bukan hanya persoalan Pemkab masing-masing, tapi hal ini butuh penanganan secara simultan dan terintegrasi. did/surabayapagi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar