Senin, 13 Juli 2009

Tidak Ada Sekolah Gratis di Riau


Senin, 13 Juli 2009/republika.co.id

PEKANBARU -- Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Riau, Irwan Effendi, mengatakan tidak ada sekolah gratis di Riau meskipun ada kebijakan dari pemerintah mengratiskan sekolah dari tingkat SD dan SMP. "Sekolah gratis tidak ada sebetulnya karena saat tahun ajaran baru, orang tua siswa tetap harus mengeluarkan sejumlah biaya untuk memasukkan anak mereka ke SD dan SMP," ungkap Irwan di Pekanbaru, Senin (13/7).

Menurut dia, yang diberikan gratis hanyalah untuk kebutuhan operasional sekolah, seperti beli papan tulis, spidol dan lain-lain. "SPP (Sumbangan Pendidikan Pelajar) ditiadakan tapi BP3 (Biaya Penunjang Penyelengaraan Pendidikan-Red) yang diterapkan sekolah lebih mahal dari SPP yang digratiskan pemerintah," katanya.

Ia mengatakan, walau pungutan tersebut ada dan dalam jumlah besar, namun pihaknya tidak dapat berbuat apa-apa sebab besarnya pungutan merupakan kesepakatan antara pihak sekolah dan komite sekolah yang terdiri atas orang tua siswa. "Ini kan atas kesepakatan pihak sekolah dengan komite sekolah yang mewakili para orang tua. Jadi pungutan itu sah-sah saja. Kalau kemudian ada protes, ya bagaimana lagi, wakil orang tua sudah memutuskan," kata Kadisdik.

Sementara itu, biaya masuk untuk sekoah negeri dari tingkat SD hingga SMA di Pekanbaru bervariasi. Untuk tingkat SD rata-rata sekolah memungut Rp 600 ribu untuk pelajar baru, SMP antara Rp1.200.000 - Rp1.500.000. Tingkat SMA negeri di Pekanbaru antara Rp2.500.000,- sampai Rp3.000.000,-. SMAN 7 Pekanbaru memungut biaya Rp2.800.000,-. SMAN 8 Pekanbaru, menetapkan jumlah yang lebih besar, mencapai Rp3 juta demikian juga SMAN I. Bahkan SMAN 9 Pekanbaru mengambil biaya yang lebih tinggi lagi, lebih dari Rp3 juta. Biaya ini antara lain dirincikan untuk seragam sekolah empat pasang, uang BP3, uang OSIS dan lain-lain.

Semua biaya harus dibayar lunas di depan, paling lambat ditentukan setelah anak masuk sekolah selama satu minggu. "Selain uang masuk sekolah untuk siswa baru, untuk siswa lama yang duduk di kelas II dan III ada pua namanya uang daftar uang yang jumlahnya juga sangat besar," ujar Amin (43) seorang warga Pekanbaru.ant/bur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar