Senin, 10 Agustus 2009

Ratusan Sumur Air Bawah Tanah Industri di Gresik Ilegal


Jumat, 07 Agustus 2009/ republika.co.id

GRESIK -- Dari sekitar 800 lebih sumur milik Industri di Kabupaten Gresik 128 sumur air bawah tanah (ABT) lainya tidak mengantongi izin dari pemerintah setempat. Pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) tanpa izin ini lantaran pemerintah daerah sendiri melalui PDAM tidak mampu mencukupi kebutuhan industri di Kota Santri. Akibat pengambilan ABT ini sumur warga juga selalu kering jika musim kemarau tiba.

"Hingga sekarang ada 128 sumur bor ABT milik perusahaan belum diurus izinnya," kata kepala Bagian SDA (Sumber Daya Alam) Pemkab Gresik, Drs Sentot Supriyohadi, Jumat (7/8).

Menurut Sentot, perusahaan di Kabupaten Gresik rata-rata memiliki sumur bor ABT. Sumur untuk mencukupi kebutuhan air bersih untuk produksi. Mereka terpaksa membuat sumur ABT, karena sulit mendapatkan air bersih untuk produksi. Namun, sumur ABT yang dibuat perusahaan itu banyak yang ilegal. Jumlahnya mencapai 128 lebih. Namun, Sentot enggan menyebutkan nama perusahaan pemilik sumur bor ABT ilegal tersebut.

Pihak SDA lanjut Sentot sekarang tengah lakukan upaya untuk sosialisasi agar para pemilik sumur bor tersebut mengurus izin pembuatan ke Bagian SDA. "Untuk proses perizinan itu sangat mudah. Apalagi, biaya retribusinya hanya Rp 100.000 persumur bor,"tuturnya.

Sementara itu, banyaknya perusahaan yang membuat sumur bor ABT membuat warga sekitar resah. Sebab, keberadaan sumur bor ABT itu mengganggu sumber sumur warga. Sumur menjadi cepat kering, bahkan sumber air tiba-tiba mampet, lebih-lebih disaat musim kemarau seperti ini.

Bahkan, baru-baru ini warga komplek Perumahan Kebomas Asri menghentikan aktifitas pembuatan sumur bor ABT di daerah mereka yang dilakukan oleh pengusaha penyedia air bersih. Sebab, pascapengeboran itu, sumur warga langsung kering.

"Kami tidak ingin ada pengusaha air bersih membuat sumur bor di daerah kami, meski lahan untuk sumur itu miliknya. Sebab, keberadaan sumur bor itu membuat sumber air sumur kami mampet, " kata Hadi, salah satu warga. uki/ahi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar