Minggu, 20 September 2009

Terorisme tidak Mati

Terorisme tidak Mati

Shared via AddThis

1 komentar:

  1. PASAR INPRES, PASAR TRADISIONAL DAN KEKUMUHAN

    Pada dasarnya masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Lampung khususnya belum membutuhkan pasar Inpres ataupun pasar modern yang berlebihan mungkin setiap Propinsi cukup satu saja dulu!!!.Dan di setiap kabupaten masih belum prioritas.

    Hampir setiap pasar hanya ramai pembeli dalam masa-masa perayaan seperti menjelang Hari Raya. Diluar hari tersebut hampir semua pasar sepi transaksi (banyak pedagangnya daripada pembelinya) kecuali DKI Jakarta karena uang beredar paling tinggi hanya didaerah tersebut.

    Untuk Kota Bandung setiap hari minggu pagi disetiap sudut kota/tanah lapang ada pasar kaget, yang keberadaanya sangat mendorong ekonomi masyarakat, namun sayang keberadaanya masih kurang teratur.

    Untuk Kota Bandar lampung PEMKOT selalu dituntut untuk membangun pasar Inpres sebagai tempat lokasi pedagang kakilima dan perbaikan pasar tradisional karena kekumuhan. Biaya pembangunanya sangat besar tentunya!! tapi akhirnya kumuh kembali seperti pasar tradisional dan biaya yang besar akan hilang mubazir!!

    Hal ini dikarenakan daya beli masyarakat masih sangat rendah.
    Untuk pasar basah untuk wilayah Bandar Lampung sebaiknya cukup hanya satu saja yang dibuka 24 jam dan buka setiap hari seperti di Bambukuning atau Kemiling dan dijadikan pusat pasar borong sayur antar Propinsi!!Dan untuk pasar-pasar lainnya buka dua kali seminggu itupun sudah sepi setelah jam 11 siang.

    Penyebabnya adalah daya beli masyrakat sangat rendah dan disamping itu, untuk kebutuhan sehari-hari rumah tangga 80% sudah disuplai oleh pedagang keliling.

    Untuk menempatkan pedagang kalki lima seharusnya tidak perlu dibuatkan pasar Inpres, karena rendahnya daya beli masyarakat sehingga omset yang diterima para pedagang kakilima sangat rendah, dan ketidak mampuan untuk menyewa tempat untuk berdagang.

    Solusi/Jalan keluar.
    Melihat penomena ini yang dibutuhkan para pedagang kakilima yaitu tanah yang lapang (bukan bentuk bangunan gedung). Sebagai perbaikan pasar tradisional yang dibuatkan saluran air yang baik, dan lantainya yang hotmix, mereka hanya buka 2 kali seminggu dengan tenda sementara /temporary.Yang disiapkan sewaktu berdagang, dan di kemas kembali setelah berdagang sehingga mudah untuk dilakukan kebersihan pasar. Ini seperti yang terjadi Souk Khamis Saudi Arabia, Souk Jum,ah Kuwait, dan lain-lain di Timur Tengah seperti Suria, Yordania, Irak dsb, bahkan di Malaysia seperti pasar Salak.

    Kalau pemerintah tetap membuat pasar Inpres dimana-mana maka akan menjadikan tempat-tempat kumuh disetiap sudut kota.

    Kita hanya perlu hanya tanah lapang untuk parkir kendaraan dan tempat tenda bokar pasang, dan sekeliling tanah lapang tersebut dibangunkan gudang untuk penyimpanan barang-barang para pedagang (bukan ruko atau kios) dan para pedagang sepakat untuk buka 2xseminngu. Untuk hari lainnya para pedagang bisa berdagang ditempat lainya di titik yang sudah ditentukan, secara bergiliran waktu dan harinya.

    Kalau Pemerintah daerah belum bisa mengusahakan, bisa diserahkan kepada masyarakat setempat untuk secara bergotong royong berinvestasi lahan untuk dijadikan pasar,sehingga masyarakat setempat juga ikut bertanggung jawab mengatur keberadaan pedagang kakilima untuk masuk keareal perdagangan, dan tidak menjadi pedagang kaki lima liar. Disamping itu masyarakat setempat bisa ikut menikmati hasil sewa lahan tersebut. Masyarakat setempat ikut menjaga kebersihan, ketertiban dan keindahan pasar tersebut. Sehingga tanggung jawab ini tidak hanya ditangani Satpol PP saja.

    Nanti kalau daya beli masyarakat sudah baik dan tinggi, maka tidak ada salahnya untuk dibangunkan pasar inpres modern seperti di DKI Jakarta.

    Kalau sekarang ini pasar Inpres kumuh, mejadi tempat buang kotoran hewan dan manusia. Disamping ini banyaknya sampah, becek, sarang tikus, saluran air yang tersumbat, bau busuk dan sebagainya. Menjadikan tempat tinggal gelandangaan dan orang gila dsb.

    Kalau ide ini bisa terwujub, maka keindahan ,ketertiban kota menjadi milik kita.
    Wassalam:darmantokasan@yahoo.com

    BalasHapus