Jumat, 20 Maret 2009
Kader Pohon Beringin Ngamuk
GRESIK�Amuk puluhan simpatisan dan kader partai Golkar tak terbendung, Kamis (19/3). Mereka marah setelah Panwas dan Satpol PP Kabupaten Gresik menurunkan atribut partai berlambang pohon beringin.
�Panwas dan Satpol diskriminatif, tebang pilih, dan tidak profesional,� ujar Ketua DPD Partai Golkar Gresik, Sambari Halim Radianto, sembari meminta atribut-atribut tersebut dipasang kembali.
Kericuhan berawal saat Panwas dan petugas Satpol PP menurunkan atribut Golkar yang berada di Jalan Tri Dharma, Depan Kawan Industri Gresik (KIG) Kecamatan Kebomas.
Mengetahui tindakan tersebut, massa Golkar dipimpin Sekjen Golkar Ahmad Nurhamin langsung menghadang petugas. Aksi adu mulut dan orasi menghujat Panwas dan Satpol PP pun tak dapat dihindari. Insiden yang nyaris berujung bentrok ini akhirnya dapat diredam setelah Kapolres Gresik AKBP M Iqbal turun langsung menjadi mediator.�
Kendati begitu, Sekjen Partai Golkar Gresik, Ahmad Nurhamim dengan tegas menyatakan, tindakan yang dilakukan Satpol PP itu sudah sangat keterlaluan. Tidak hanya itu, caleg dapil 1 (Gresik-Kebomas) ini juga menilai Pemkab Gresik tidak profesional.
�Semestinya Satpol PP sebagai kepanjangan tangan Pemkab Gresik tidak bertindak diskriminatif. Kalau memang atribut parpol harus diturunkan, ya diturunkan semua,� jangan hanya milik Golkar,� ujar Nurhamim sembari mengancam akan lapor polisi karena penertiban yang dilakukan Satpol PP sama dengan perusakan.
Kekecewaan serupa dilontarkan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Gresik, Sambari Halim Radianto. Menurut mantan Wakil Bupati Gresik ini, tindakan yang dilakukan petugas Satpol PP itu sudah ngawur.
�Ini kan namanya tebang pilih dan bermuatan politis. Jelas ada dalang di balik penurunan atribut partai Golkar,� tandas Sambari dengan ekspresi kecewa.
Komandan Satpol PP Kabupaten Gresik, Karno, membantah penurunan atribut tersebut tebang pilih, tidak profesional, dan bermuatan politis.
Menurutnya, petugas Satpol PP hanyalah menjalankan tugas sesuai perda dan kesepakatan bersama antara partai, Pemkab, Panwaslu, dan KPU.
�Jadi, apa yang kami lakukan sesuai kesepakatan bersama. Siapapun yang melanggar perda dan tidak sesuai dengan UU No 10 tahun 2008 tentang pemilu akan kami tindak tegas tanpa pandang bulu,� tegas Karno, yang diamini Humas Panwaskab Gresik, Elvita Yulianti. (dik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar