Senin, 23 Maret 2009

PKB dan NU Gresik Tetap Kompak


Ahad, 22 Maret 2009 20:40
Gresik, NU Online
Penggembosan suara yang dikumandangkan oleh Yanuba Arifah Chofsoh atau Yeny Wahid (putri KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur) belum mampu mempengaruhi massa PKB Gresik. Hanya PKB yang mampu menyihir masyarakt Gresik sudi menghadiri kampanye terbuka selama jadwal kampanye berlangsung

Dua kali kampanye terbuka yang dilakukan PKB di Kecamatan Benjeng di lapangan desa setempat dan Kecamatan Manyar di Lapangan Sunan Giri dipenuhi ribuan konstituen partai di kendali Muhaimin Iskandar (cak Imim) ini. Hal ini tak luput dari ketokohan Dr KH Robbach Ma'sum Ketua Dewan Syuro dan Dr Effendy Choirie anggota DPR RI yang masih menjadi magnet.

"Orang yang mengatakan PKB hancur mereka adalah penghianat sejarah. Gresik mempunyai sejarah panjang dengan PKB dan NU," kata Robbach Ma'sum Ahad (22/3) sebagaimana dilaporkan oleh Republika Online.

PKB dan NU tidak bakal bisa bercerai di Kabupaten Gresik, catatan sejarah telah membuktikan. Sejak PKB lahir Gresik hanya menghendaki pemimpin yang lahir dari NU. Tetapi trah NU pernah lenyap karena di pimpin partai lain yang bukan lahir dari NU.

"Dua kali pemerintahan Gresik berturut-turut selama masa reformasi Gresik di pimpin tokoh yang lahir dari rahim NU," imbuh tokoh sentral Gresik yang juga Bupati Gresik dua kali periode ini

Kegigihan Effendy Choirie sebagai putra daerah meyakinkan warga NU untuk meyakini bahwa PKB garis perjuangan politik umat Islam kalangan NU. "PKB adalah partai kader, sehingga untuk menceraikan NU dan PKB hanya karena ingin menjual PKB ke partai lain akan ditertawakan masyarakat Gresik," ucap pria asal desa Bulangan Kecamatan Duduk ini.

Meski mereka bangga dua kali kepemimpinan Robbach namun mereka tidak bangga dengan kinerja pemerintahanya. Karena peningkatan anggaran sebesar 27 persen untuk pendidikan dari APBD belum mampu membuat pendidikan murah yang bisa dinikmati masyarakat langsung.

"Pendidikan masih mahal, buktinya kami juga belum merasakan itu," kata Usman (30) salah satu warga yang ikut menghadiri kampanye PKB di lapangan Sunan Giri Manyar

Bahkan pengobatan murah juga belum diakui warga Gresik sebagai program yang sudah menyentuh dan meringankan biaya kesehatan warganya. "Kesehatan masih hanya program. Kekompakan warga karena kyai masih menjadi panutan, itu setelah PPP sudah tidak lagi dianggap sebagai penyalur aspirasi warga NU Gresik," timpal Agus (35) yang mengajak anak-anaknya ikut menghadiri kampanye

Sementara partai lain belum berani menggelar kampanye terbuka, karena mereka menganggap masyarakat sudah apatis dengan partai. "Kami akan dor to dor saja, karena masyarakat sudah tidak tertarik dengan partai. Dari rumah ke rumah lebih efektif dilakukan," ujar Mustajab caleg dari DPD PAN Gresik

Jajaran kepolisian mengawal ketat jalanya kampanye PKB Gresik yang di gelar di Lapangan Sunan Giri Kecamatan Manyar tersebut. Sedikitnya institusi penegak hukum ini menurunkan anggotanya sebanyak 6 pleton, termasuk dari Polwil Surabaya.

"Pasukan gabungan dari Polwil, Polres dan Polsek. Kita hanya menjaga kemungkinan-kemungkinan saja. Sebab Gresik adalah basis PKB di Jatim," kata Kompol Soedarmo Kabag Op Polres Gresik. "Alhamdulillah kampanye berjalan tertib," pungkasnya. (mad)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar