Selasa, 24 Februari 2009

Kiai Jombang Gusar Perilaku Pasien Ponari yang Kebablasan


elasa, 17 Februari 2009 10:51
Jombang, NU Online
Si “Dukun Cilik” Ponari telah menjadi fenomena yang luar biasa yang membuat ribuan orang rela datang ke Jombang dan mengantri untuk mendapatkan pengobatan darinya. Sejumlah korban telah jatuh sehingga prakteknya terpaksa dihentikan.

Merasa kecewa tidak mendapatkan pengobatan dari “dukun cilik” ini, sejumlah pengunjung bertindak kebablasan dengan mengambil apa saja yang ada di rumah bocah “ajaib” ini, mulai dari air sumur, air comberan, air hujan yang jatuh ke genting rumah Ponari, hingga tanah yang ada di pekarangan dukun dadakan ini.

Pengasuh Pesantren Darul Ulum Jombang KH Zulfikar As’ad alias Gus Ufik merasa gerah dengan perilaku yang sudah kebablasan ini dan meminta MUI setempat untuk segera bersikap tegas.

"Jelas sekali, tindakan irasional itu sudah mengarah ke musyrik. Maka fenomena itu tidak boleh dibiarkan. Untuk itu, lembaga terkait harus segera turun tangan," kata KH Zulfikar Asad alias Gus Ufik, pengasuh Ponpes Darul Ulum Jombang, Senin (16/2).

Pernyataan senada juga dilontarkan oleh pengasuh pondok pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang KH Fadlullah Malik. Gus Fad, demikian Fadlullah biasa dipanggil, tak habis pikir dengan tindakan membabi buta yang dilakukan pengunjung Ponari pasca penutupan praktik.

Selain itu, pihaknya juga khawatir, jika fenomena itu terus dibiarkan maka akan menyeret ke arah syirik. "Oleh karena itu pemkab Jombang beserta pihak terkait harus segera turun tangan. Sebelum aksi yang irasional itu semakin menggila," kata Gus Fad ketika ditemui di pondoknya.

Hingga kemarin, rumah Ponari masih dipadati ratusan calon pasien yang tetap nekat meminta belas kasihan Ponari untuk mau mengobati dan membuka praktik darurat. Bahkan beberapa di antaranya nekat mengikuti Ponari saat bocah ini diminta memberikan keterangan di Mapolsek Megaluh.

Namun, upaya para pencari kesembuhan inipun digagalkan polisi yang melakukan pengawalan ketat terhadap Ponari dan orang tuanya. Kendati demikian, beberapa di antara mereka ada yang rela menunggu berjam-jam dan berharap agar Ponari segera keluar dari Mapolsek Megaluh.

"Barangkali saja Ponari kasihan melihat saya," ujar Rukmini, warga Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro.

Dia mengaku, sudah tiga hari ini dirinya menginap di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, lokasi di mana lokasi praktik Ponari berada. Kedatangannya itu, menyusul adanya kabar jika praktik Ponari sudah dibuka kembali sejak Sabtu 14 Februari kemarin.

"Nyatanya nggak bisa berobat. Makanya, saya nekat mendatangi Ponari yang dibawa mobil tadi," ujarnya sembari menunjuk mobil Land Cruisser warna hitam yang parkir di halaman Mapolsek Megaluh. (idc/okz/mad)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar