Aart Heering
04-02-2009
"Kita harus tegas terhadap imigran gelap", ujar Menteri Dalam Negeri Italia Roberto Maroni terang-terangan. Senin lalu, mendagri dari partai Lega Nord ini mengumumkan akan menerapkan kebijakan baru. Kebijakan tanpa ampun.
Ia ingin menghentikan arus imigran gelap ke Eropa melalui pantai selatan Italia. Salah satu bagian kebijakan tersebut adalah rancangan undang-undang yang diajukan oleh partai Lega Nord. Yaitu, mewajibkan dokter untuk melaporkan imigran gelap pada polisi. Padahal menurut undang-undang yang masih berlaku sekarang hal itu dilarang.
Usul Lega Nord merupakan amandemen pada rangkaian kebijakan keamanan. Senat Italia mulai membahas usul tersebut Selasa lalu. RUU ini menyulut banjir protes dari kalangan dokter. Menurut mereka, perubahan ini melanggar prinsip rahasia pada hubungan dokter pasien. Wajib lapor, secara tidak langsung akan memperburuk kesehatan imigran gelap. Bahkan bisa menyebabkan kematian.
Protes
Antonio Virgilio adalah salah satu aktivis LSM Dokter Nirbatas Italia,
Antonio Virgilio: Hal ini bisa menciptakan iklim takut di kalangan migran yang tidak punya dokumen, kalau mereka sakit dan mencari layanan kesehatan, mereka tidak akan dirawat pada sistem kesehatan publik Italia, karena mereka takut dipulangkan.
Karena itu Dokter Nirbatas berseru kepada Senat Italia supaya tidak meloloskan RUU Wajib Lapor ini. Seruan ini juga didukung oleh persatuan dokter, perawat dan bidan seluruh Italia. Juga pemerintah daerah Toscane dan Emilia Romagna menentang RUU ini. "Kita tidak boleh mencabut hak memperoleh pelayanan kesehatan, dengan alasan demi ketertiban umum", sanggah mereka.
Di Belanda, dokter justru wajib merahasiakan data pasen. Dokter boleh melanggar kewajiban ini jika ia menduga sang pasen akan melakukan tindak kekerasan pada orang lain. Bila ada orang dengan luka tembakan dibawa ke rumahsakit, dokter tidak wajib melaporkan hal ini pada polisi. Tapi, jika pasen tersebut menunjukkan tanda-tanda akan membalas dendam pada penembak, dokter boleh melaporkan hal itu pada polisi. Di Belanda, imigran gelap berhak mendapat layanan kesehatan darurat. Juga, jika yang bersangkutan tidak punya asuransi kesehatan. Jika imigran gelap ini tidak punya uang untuk membayar biaya pengobatan, dokter bisa meminta pembayaran pada dana khusus: "santunan bagi dokter yang kehilangan pendapatan".
Tapi, Walikota Roma, Gianni Alemanno, mendukung ketentuan wajib lapor ini. "Karena polisi harus tahu siapa yang tinggal di rumahsakit milik kita bersama. Dan apa sebabnya". Sementara DPRD Roma menolaknya, berkat dorongan Fernando Aiuti, seorang anggota dewan, ketua komisi kesehatan, dan sekaligus seorang imunolog terkenal.
Xenofobi
Peluang RUU ini lolos besar. Karena saat ini xenofobi berkecamuk Italia. Berbagai tayangan televisi tentang kedatangan ratusan warga Afrika, hampir setiap hari, di pulau kecil Lampedusa, membangkitkan kesan, seolah negara dalam keadaan darurat. Dan dalam masa krisis ekonomi sekarang, setiap pendatang baru dianggap saingan dalam pasar tenaga kerja. Terutama di Italia timur laut, yang menampung sekitar 177.000 buruh asing resmi, situasi krisis sangat terasa. Warga Italia, kini makin sering mau bekerja sebagai buruh pabrik. Pada masa lalu, lapangan kerja tersebut, hanya bagi orang asing. Karena itu, serikat buruh CGIL, mendesak pemerintah agar menghentikan arus imigran gelap.
Perkosaan massal
Hari-hari belakangan suasana memanas, menyusul dua peristiwa perkosaan gadis-gadis Italia, secara sangat brutal, oleh kelompok imigran gelap asal Rumania dan Maroko. Dan peristiwa tersebut diberitakan panjang lebar oleh media massa Italia. Dalam suasana seperti itu, RUU yang bertujuan mempersulit kehidupan imigran gelap, mendapat dukungan luas.
Di kota kecil Guidonia, dekat Roma, sebagai tindak balasan, warga kota merazzia kelompok imigran gelap. Di kota pelabuhan Nettuno, Senin lalu, tiga orang pemuda ekstremis menyiramkan bensin pada seorang warga India yang sedang tidur. Dan kemudian membakarnya. Korban menderita luka bakar parah, kini dirawat di rumahsakit. Beberapa kota di Italia utara akan membersihkan pusat kota mereka dari restoran yang menyediakan "makanan orang asing". Sasaran mereka adalah restoran penjual kebab.
Dalam hal ini, terutama partai Lega Nord, kelompok paling anti orang asing, banyak memetik keuntungan. Dan partai-partai pendukung pemerintah koalisi Italia lainnya, juga cenderung mendukung usul partai Lega Nord.
Kata Kunci: italia, lega_noord / ranesi.nl
Tidak ada komentar:
Posting Komentar