Rabu, 24 Juni 2009

Ditemukan, 2 Pasutri Penderita HIV/AIDS


Selasa, 23 Juni 2009/jawapos.co.id

GRESIK - Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3 Kesling) Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik menemukan dua pasutri yang dinyatakan positif mengidap human immunodeficiency virus/acquired immuno deficiency syndrome (HIV/AIDS). Sebelumnya, empat pasutri juga ditemukan menderita penyakit tersebut, tepatnya Mei lalu.

Ironisnya, pasutri itu tergolong pasangan muda. Sebab, usia tertua penderita adalah 36 tahun, sedangkan yang termuda 18 tahun (wanita).

Temuan tersebut menambah panjang daftar penderita HIV/AIDS di Kota Pudak. Sedikitnya, 116 orang sejak 2001 masuk buku daftar pengidap HIV/AIDS dinkes.

Di antara penderita itu, ada ibu hamil yang belum bersedia menjalani cek darah. Padahal, tes tersebut penting untuk menentukan sikap selanjutnya agar bayi yang dikandung tidak tertular. "PMTCT (preventing mother to child transmission, Red) akan kami lakukan untuk meminimalkan tertularnya penyakit ke bayi," ujar Kabid P3 Kesling Rosari Agustini.

Rosari menjelaskan, hingga saat ini pihaknya belum bisa mengidentifikasi secara detail si pembawa virus tersebut ke keluarga. Menurut dia, suami maupun istri sama-sama memiliki potensi besar. "Sebab, HIV/AIDS baru bisa dideteksi dalam jangka waktu tertentu," terang dia.

Hal tersebut diperparah dengan rendahnya kesadaran warga Gresik yang rentan tertular untuk memeriksa diri. Sehingga, semakin kabur sosok pembawa virus tersebut ke keluarga. "Kecenderungan berperilaku menyimpang antara tiga sampai sepuluh tahun lalu," paparnya.

Artinya, lanjut dia, penderita HIV/AIDS baru bisa dideteksi ketika berobat ke rumah sakit karena sakit yang tidak sembuh-sembuh. Misalnya diare, batuk, atau sariawan yang disebabkan jamur dan tidak kunjung sembuh. "Kalau sudah begitu, biasanya dokter curiga dan merujuk untuk melakukan tes darah," ucap dia.

Pihaknya tidak habis pikir dengan begitu banyaknya penularan HIV/AIDS di kota santri tersebut. Padahal, tidak sedikit program yang telah dilaksanakan oleh dinkes untuk membendung penularan virus mematikan tersebut. "Selain menambah klinik VCT (voluntary counseling and testing, Red), berbagai sosialisasi telah dilakukan," ucap wanita berjilbab itu.

Timnya juga berulang-ulang menyampaikan kepada masyarakat bahwa Gresik sudah memiliki klinik untuk pemeriksaan. Kerahasiaan identitas penderita dijamin terjaga. "Kalau diketahui sejak dini, paling tidak, pengobatan diarahkan untuk menghambat perkembangan virus agar tidak menjadi AIDS," papar dia.

Dia menegaskan, penyebab meningkatnya kasus HIV/AIDS bukanlah kegagalan program rancangan dinkes. Sebab, semuanya bergantung kepada setiap pribadi untuk mau terbuka. "Keputusan mau atau tidaknya memeriksakan diri ada di tangan mereka," tuturnya.

Karena itu, dia meminta warga yang rentan tertular, seperti pecandu narkoba dan pelaku seks bebas, untuk lebih terbuka dalam memeriksakan diri. Dengan begitu, penderita bisa membantu pemerintah dalam mencegah penularan dan diri sendiri untuk bertahan dari HIV/AIDS. "Penderita bisa bertahan hingga 25 tahun asal berobat secara teratur," tegas dia. (dim/ib)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar